Sabtu, 14 April 2018

TUGAS REVIEW SEMINAR KEWIRAUSAHAAN

Pemateri pertama Bg Hanif mengenai MINDSET

bg Hanif menjelaskan mengenai apa itu IQ dan EQ dan seorang pengusaha menggunakan apa diantara kedua itu , jawabanya adalah EQ atau yang biasa disebut dengan otak kanan , jadi pengusaha lebih dominan atau mengandalkan otak kanan dari pada otak kiri , dan biasanya orang-orang dengan otak kiri akan menjadi perkerja atau pegawainya si otak kanan yaitu owner atau bos dari perkerjaan itu sendiri , pengusaha harus memiliki pola pikir seperti pengusaha juga , seperti memiliki mimpi yang tinggi (tujuan) pandai dalam hal mengataur finansialnya , ahli membangun sistem dan membangun jaringan sehingga memudahkan nya untuk berbisnis

Ada dua golongan yaitu golongan kiri dan golongan kanan
golongan kiri adalah

  • Employee ( pekerja)
  • Self Employe (pemilik pekerjaan)
Golongan kanan :
  • Business Owner (orang-orang bekerja padanya dan memiliki sistem)
  • Investor (berinvestasi sehingga uang datang dengan sendirinya)
dan dari 2 golongan itu golongan kiri lebih banyak daripada golongan kanan populasinya didunia ini , sehingga golongan kanan sangat berpengaruh dan dapat mengendalikan masalah keuangan dunia

Pemateri kedua Bg Renold mengenai Pengalaman bisnis

bg Renold menjelaskan perjalanan bisnisnya dari awal hingga sekarang , yang banyak mengalami halang rintangan atau pahit manisnya dalam berbisnis seperti mengalami bangkrut di tengah jalan atau lain-lainya , tetapi bg Renold terus berusaha dan belajar sehingga bisnis nya tetap berjalan dan malah semakin sukses.

www.untan.ac.id
#BuRiyannyPratiwi,ST,MT

TUGAS KELOMPOK

TUGAS TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
"Pelayanan Peralatan Proyek Konstruksi"


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebelum suatu proyek akan dimulai, penyedia jasa atau kontraktor akan memilih dan menentukan alat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan atau evaluasi pengadaan peralatan dilakukan pada tahap perencanaan. Tidak semua alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangat diperlukan agar proyek berjalan dengan lancar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat “Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi” sebagai judul makalah yang akan penulis bahas.

B.     Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut rumusan masalahnya adalah
·         Bagaimana memilih alat-alat konstruksi?
·         Bagaimana operasi alat konstruksi?
·         Bagaimana pemeliharaan alat konstruksi?
·         Bagaimana organisasi pengelolaan?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah  yang penulis buat, tujuan makalah ini adalah:Ø  Mengetahui tahapan dalam memilih alat-alat konstruksi
Ø  Mengetahui operasi alat konstruksi
Ø  Mengetahui pemeliharaan alat konstruksi
Ø  Mengetahui organisasi pengelolaan
Ø  Mengetahui perencanaan peralatan proyek konstruksi

D.    Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, penulis sangat berharap dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca dan masyarakat luas.Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1.Bagi penulis
a)      Melengkapi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi Bangunan Laut
b)      Mengetahui Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi
2.Bagi pembaca dan masyarakat luas
Menambah wawasan dan memberikan informasi mengenai Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi.
E.Metode pengumpulan data
            Untuk mengetahui Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi,  maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
·         Metode Literatur atau Kepustakaan
Pada metode Literatur atau kepustakaan ini penulis berusaha mendapatkan data dari jurnal-jurnal yang ada, dan dengan browsing lewat internet.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Memilih alat-alat konstruksi
Langka pertama dalam program tersebut adalah memilih jenis atau tipe, dan kapasitas
alat alat konstruksi yang bersangkutan. Faktor-faktor yang perlu dikaji adalah:
Ø  Spesifikasi Alat Konstruksi
Bila keperluannya telah dapat diidentifikasi dengan jelas, maka kemudian ditentukan spesifikasi alat-alat konstruksi yang bersangkutan. Spesifikasi harus mempertimbangkan kondisi lapangan, jenis, dan volume pekerjaan, sebagai berikut.
•Keadaan tanah di lokasi, lunak atau banyak berkarang.
•Keadaan iklim, kering, hujan, atau salju.
•Topografi, tanah datar, rata, miring, atau berbukit, dan lain-lain.
•Jenis kegiatan (pengerjaan tanah, saluran pengangkatan, mengangkut, pengerukan, dan lain-lain).
•Jumlah atau volume, berat material, dan peralatan yang perlu diangkut ataudiangkat (lifting/rigging).
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya berbagai sarana tambahan atau terkait (feature and attachment), yang memungkinkan memperluas aplikasi dan meningkatkan produktivitas, keamanan, dan kenyamanan operasi.

Ø  Produktivitas
 Alat konstruksi Seleksi alat-alat konstruksi harus memperhitungkan produktivitas yang dinyatakan dalam satuan tertentu, misalnya beberapa unit tanah atau material dapat diangkut per satuan waktu, satuan berat struktur besi atau baja yang didirikan, atau meter kubik adukan beton terangkut per satuan waktu.

Ø  Pengeluaran Total Biaya Alat Konstruksi
Pengeluaran biaya amat menentukan dalam pemilihan alat-alat konstruksi, yang terdiri dari biaya pembelian (investasi), biaya operasi dan pemeliharaan. 

Jadi, harus bisa dibedakan antara biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan. Bila
biaya investasi sudah ditentukan sejak awal maka biaya operasi dan pemeliharaan
tergantung kepada kecakapan pengelolaannya.
Ø  Umur Peralatan dan penjualan Kembali
Umur peralatan adalah perkiraan berapa lama peralatan masih dapat bekerja produktif. Selain umur peralatan, harga penjualan kembali (resala value) juga harus mendapatkan perhatian yang seksama. Informasi mengenai faktor-faktor di atas, dapat diperoleh dari data buku katalog atau keterangan dari penjual yang bersangkutan, berdasarkan pengalaman pemakai alat-alat sejenis.

B.     Operasi alat konstruksi
Dalam kegiatan operasi, penggunaan alat-alat konstruksi harus diusahakan seoptimal
mungkin dengan mengusahakan waktu mengangguran (idle) sekecil-kecilnya. Untuk
maksut tersebut, harus disusun jadwal pemakaian bagi masing-masing unit.
Di samping itu, para operator harus terlatih dalam menangani dan mengenal keterbatasan
dan kemampuan alat-alat konstruksi tersebut. Disiplin operasi harus betul-betul
ditegakan, agar tidak terjadi penggunaan peralatan tertentu untuk tugas yang berada
diluar desain atau kemampuannya, disamping menyebabkan kerusakan, juga
membahayakan keselamatan, misalnya untuk alat angkat seperti crane.
Pada saat ini, di pasaran tersedia berbagai macam alat-alat konstruksi yang
dirancang khusus untuk tugas-tugas tertentu, dengan kapasitas yang bervariasi, sehingga
pemakaian peralatan tersebut harus disesuaikan dan bukan dipaksakan.
C.    Pemeliharaan Alat Konstruksi
Kinerja serta umur produktivitas alat-alat konstruksi amat tergantung dari pemeliharaan. Apabila pada saat ini, dengan bertambah besarnya kapasitas dan kompleksitas peralatan. Bila sustu alat dengan kapasitas besar dalam sehari saja tidak beroperasi, maka akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap kemajuan proyek dan kelangsungan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Semakin canggih peralatan akan semakin kompleks strukturnya, dan semakin banyak halhal yang harus di perhatikan dalam ranggka menjaga kinerja dan produktivitas. Pemeliharaan dapat terlaksana dengan baik bila orgnisasi yang bertanggung jawab sepenuhnya atas masalah tersebut, termasuk dalam memilih personil, menyusun kebijakan dan prosedur, mendirikan bengkel perawatan, penyusun jadwal pemeliharaan, dan yang tidak kalah pentinggnya adalah membuat system pencatatan operasi dan pemeliharaan yang lengkap dan periodiku. Dalam menyusun program pemeliharaan, sebaiknya menghubungi pihak penjual atau manufaktur, karena mereka adalah sumber informasi yang kompeten.
Ø  Pemeliharaan Prevantif
Dahulu pemeliharaan di pusatkan kepada perbaikan bila terjadi kerusakan. Sekarang hal tersebut di anggap tidak efektif untuk menjaga produktivitas dan kinerja peralatan.
Pendekatan sekarang adalah dengan mengusahakan peralatan selalu dalam kondisi prima dan siap pakai, yaitu yang dilakukan dengan mengadakan pemeliharaan preventif, yang terdiri dari mencari dan membetulkan kerusakan-kerusakan kecil sebelum menjadi terlalu besar, seperti mengecek bearing sebelum longgar, memeriksa radiator akan kemungkinan bocor, dan membuat mesin menjadi panas. Umumnya dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan berkala harian atau selang tiga hari. Pemeliharaan ini bertujuan untuk mencari tanda-tanda kemungkinan terjadinya sumber kerusakan, dan membetulkannya dengan segera. Bila dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa perbaikan besar perlu dilakukan, segera disusun jadwal untuk peralatan pengganti dan waktu pelaksanaan perbaikannya.
Ø  Jasa penjual
Agen penjual (dealer) yang bonafide umumnya melengkapi diri dengan tenaga mekanik yang terlatih, peralatan yang cukup, dan fasilitas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan, serta masa jaminan. Penjual umumnya memiliki instrument lengkap untuk memeriksa kondisi peralatan dan membandingkannya dengan criteria atau standar yang ditentukan oleh pabrik peralatan. Oleh karena itu, sebelum menentukan membangun atau tidaknya fasilitas pemeliharaan sendiri, kontraktor atau pemilik proyek hendaknya mensurvei dan mengkaji total biaya dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, seperti merekrut dan mengkaji tenaga mekanik, membangun bengkel, persediaan suku cadang, overhead, dan masa perbaikan yang mungkin lebih lama dibanding bila dilakukan oleh bengkel penjual.

Ø  Persediaan Suku Cadang
Guna mencegah berhentihnya operasi alat-alat konstruksi berkepanjangan, diperlukan persediaan (inventory) suku cadang. Jenis dan volumenya amat dipengaruhi oleh letak lokasi proyek. Di daerah terpencil yang jauh dari agen penjual dan bengkel, maka pertama-tama kontraktor hendaknya mengadakan kontak dengannya untuk mengetahui sejauh mana jasa dan fasilitas yang tersedia. Bila memungkinkan, kontraktor hanya perlu menjaga persediaan suku cadang bagi perbaikan sehari-hari, dan bagian-bagian yang sudah diperkirakan akan dipakai dalam waktu dekat.

D.    Organisasi pengelolaan
Untuk proyek E-MK non-industri, terutama yang memiliki lingkup kerja mempersiapkan
lahan cukup besar, seperti proyek membuat landasan pacu pesawat, proyek jalan raya,
atau real estate, maka komponen biaya yang berkaitan dengan peralatan berat atau
konstruksi dapat mencapai 25-35 persen dari total biaya proyek. Oleh karena itu, agar
pengelolaannya dapat berjalan efektif dan efisien, dibentuk bagian yang khusus
bertanggung jawab atas atas operasi dan pemeliharaan. Masing-masing tugas dan
tanggung jawab subbagian operasi dan pemeliharaan telah disinggung di atas.
Ada pun tugas-tugas subbagian administrasi dan perencanaan meliputi identifikasi
peralatan, menyusun jadwal operasi, jadwal pemeliharaan, catatan-catatan pemeliharaan
dan perbaikan, serta persediaan suku cadang. Seiring dengan itu, bagian dari administrasi
harus selalu mengikuti kemajuan teknologi alat-alat konstruksi. Untuk masing-masing
peralatan konstruksi, catatan yang dipersiapkan antara lain meliputi:
• Lama pakai atau bekerja per hari, perminggu dan per bulan:
• Siap pakai (stand by);
• Menganggur, karena menungu perbaikan atau perencanaan yang kurang tepat;
• Perbaikan, lama dan macamnya;
• Persentase utilisasi;
• Jam-orang untuk pemeliharaan dan perbaikan;
• Biaya suku cadang;

Dengan tersedianya catatan-catatan diatas, maka dapat dianalisis biaya operasi dan
pemeliharaan, berikut tindakan-tindakan yang harus diambil, baik mengenai perencanaan
pemeliharaan ataupun penggantian.




BAB III
KESIMPULAN
A.KESIMPULAN
1.      Evektivitas dan efisiensi penggunaan peralatan konstruksi terletak kepada programpengelolaan dan tingkat disiplin dalam melaksanakan program tersebut. 
2.      Program tersebut meliputi seleksi pengadaan, operasi dan pemeliharaan, keputusan membeli atau menyewa, dan standardisasi.

#BuRiyannyPratiwi,ST,MT

PERENCANAAN PADA TAHAP PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI


PERENCANAAN PADA TAHAP PELAKSANAAN
PROYEK KONSTRUKSI

1.      Tahap Perencanaan untuk Pelaksanaan
Tahap-tahap perencanaan pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi antara lain :
Rencana dari konsultan :
   - Studi kelayakan
     - Perancangan (Draft dan DED)
   - Perencanaan (Biaya dan jadwal durasi pelaksanaan proyek)

Rencana dari kontraktor :
    - Studi kelayakan
  -  Mengembangkan rencana proyek yang lebih detail
  - Membuat jadwal proyek (penjadwalan untuk persiapan material, peralatan dan tempat)  
   - Menyiapkan pengembangan dan pengujian lingkungan.
  - Penutup Tahap Perencanaan

Tujuan dari perencanaan suatu proyek yaitu untuk mengatur waktu, biaya, kualitas, perubahan dan risiko. Dalam manajemen pelaksanaan suatu proyek kita harus juga memperhitungkan 3 E yaitu Efisien, efektif dan ekonomis.
   
2.      Persiapan Proyek Konstruksi
Sebelum memulai suatu proyek konstruksi, yang harus dilakukan oleh kontraktor adalah sebagai brikut :
·         Mempelajari kembali seluruh dokumen kontrak, terutama gambar-gambar, spesifikasi teknis, spesifikasi umum, dan peraturan-peraturan yg terkait
·         Melakukan tinjauan ulang terhadap data yg diperoleh waktu tender seperti harga bahan, upah, biaya subu kontraktor, peralatan, biaya tak langsung dll.
·         Melakukan tinjauan dan survai lapangan yg lebih teliti untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi lapangan, jalan masuk, llokasi material, tenaga kerja dll
·         Mempersiapkan SDM, peralatan dan keuangan
·         Mempelajari peraturan-peraturan yg terkait dengan kegiatan konstruksi misalnya : perda, perpajakan, perijinan, K3, seperti izin IMB, AMDAL, ANDALALIN, perpajakan dll

3.      Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Sebelum dimulai aktifitas atau kegiatan di lapangan secara fisik, hal yg sangat penting adalah :penyusunan rencana pelaksanaan. Penyusunan rencana pelaksanaan ini biasanya dilakukan oleh :
a.       Bagian teknik perusahaan : untuk proyek skala kecil dan tdk begiti complicated.
b.      Tim penyusun yg terdiri dari gabungan unsur teknik (pusat) dan calon manajer/ personil yg akan ditempatkan di proyek tsb

Dalam menyusun rencana pelaksanaan, beberapa hal yg perlu dilakukan adalah sbb :
a.       Teknis : rencana yg mengadung aspek-aspek teknis, yaitu perencanaan site plan ( tata letak bangunan ) dan pembuatan gambar-gambar yg mendukung pelaksanaan seperti gambar jalan kerja/ access road, gambar kantor lapangan, gudang, barak pekerja, kantor direksi/ konsultan, gambar kerja (shop drawing ) dan gambar konstruksi

b.      Manajerial : adalah rencana pelaksanaan yg hanya mengandung aspekaspek manajerial yaitu pembuatan metode kerja, jadwal kerja (Jadwal pelaksanaan ( time Schedule), jadwal pendatangan bahan ( Material Schedule ), jadwal pendatangan alat ( Equitpmen Schedule ), jadwal pendatangan TK ( Manpower Schedule ) dan jadwal pemakaian subkontraktor ( Subcontractor Schedule )), rencana organisasi pelaksanaan (Struktur organisasi proyek dan susunan personalia dan Pembagian kerja dan alur tugas ( job description dan job flow )), rencana Anggaran Biaya Proyek ( RAP ), biaya Langsung Proyek ( BLP ), biaya tak Langsung Proyek ( BTL ), rencana arus cash ( Cosh Flow ) yg terdiri dari :
- Cash in : rencana penerimaan termijn (bulanan /monthly payment)
- Cash Out : Rencana pengeluaran atau rencana pembayaran :
• Rencana pembayaran upah
• Rencana pembayaran bahan/ material
• Rencana pembayaran sub kontraktor
• Rencana pembayaran peralatan
• Rencana pembayaran biaya tak langsung (BTL) : biaya pegawai dan umum ( BPU )
- Cosh Out Non Flow : Pajak, penyusutan, bunga bank
 Rencana Pengendalian/ monitoring, rencana Mutu dan rencana Keselamatan kerja (safety plsn )

4.      Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum kontraktor memulai kegiatan pelaksanan di lapangan, kontraktor harus membuat rencana pelaksanan pekerjaan yg menjadi pedoman operasional bagi semua personil di lapangan. Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, kegiatan yg dilakukan mengikuti pedoman dan urutan yg sesuai dgn metode pelaksanaan konstruksi yg telah disusun dan ditetapkan sebelumnya.
a.      Persiapan pekerjaan
Dalam tahapan persiapan sebelum memulai pekerjaan, personil yg akan ditugaskan menangani proyek harus memperhatikan hal-hal sbb :
§  Mempelajari dan mendalami secara detail isi dokumen/kontrak yg sudah disepakati antara pemilik pekerjaan dengan kontraktor :
-. Isi pasal-pasal kontrak, apakah ada pasal yg belum jelas
-. Spesifikasi teknis
-. Syarat – syarat pelaksanaan
-. Gambar kontruksi
§  Melakukan peninjauan kelapangan untuk mendapatkan data :
-. Harga bahan, upah, subkontraktor
-. Keadaan dan kondisi lapangan yg lebih detail dan akurat.
-. Budaya dan adat istiadat dan kondisi masyarakat yg lebih detail
-. Ketersedianya SDM yg akan diperlukan
§  Mempersiapkan segala perijinan yg berkaitan dgn kegiatan proyek, misalnya ijin pengangkutan alat berat, pengangkutan material/ bahan dll

b.      Site Instalation/ tata letak Bangunan
Salah satu kegiatan perencanaan teknis yg juga sangat penting adalah perencanaan tata letak bangunan ( site instalation ), Pemilihan lokasi untuk penempatan bangunan dengan mempertimbangkan:
a. Kebutuhan minimal untk menunj aktivitas selama pelaksanaan
b. Ketentuan yg diminta sesuai kontrak/ spesifikasi
c. Metode dan urutan kerja yg akan dilakukan
d. Tersedianya lahan yg ada
e. Anggaran biaya pelaksanaan
f. Jenis dan volume bahan, peralatan yg digunakan

Pengaturan tata letak / site instalation secara singkat diuraian sbb :
a. Bangunan Gedung :
• Kantor : menghindari suara gaduh, debu, pandangan
• Gudang : keamanan, terlindung dari panas & hujan
• Mess : bebas dari tempat kerja
• Barak : bersih, sehat dan aman
b. Peralatan berat, misal :
• Crane : kapasitas radius jangkauan,bangunan sekitar
• Mixer : lokasi bahan, jarak angkut
• Genset : suara bising tdk mengganggu karyawan lain, polusi asap
c. Gudang bahan pokok
• Semen : terlindung cuaca, dekat dgn mixer, aman dll
• Koral, pasir : tidak mengganggu lalu lintas kerja, dekat dgn mixer
• BBM : tersedia alat pemadam kebakaran, jauh dari fasilitas kerja
d. Jalan lingkungan :
• Pintu masuk : pengaturan lalu lintas, keamanan, penerangan dll
• Jalan kerja : keamanan, kelancaran, ganggunan lain.

c.       Organisasi Pelaksanaan
Dalam kaitannya dgn pelaksanaan proyek, organisasi merup sekelompok orang dari berbagai latar belakang ilmu yg terorganisir dan terkoordinir dalam wadah tertentu, melaks, tugas tertentu dan untuk mencapai tujuan bersama, Organisasi proyek dipimpin oleh seorang manajer/ kepala proyek dibantu oleh beberapa personil inti dan staf. 

5.      Perancangan Bangunan Laut
Sebelum perancangan bangunan laut ada baik nya kita harus mengetahui konsep awal sebelum pelaksanaan agar kita tahu kemampuan untuk difungsikan nya struktur bangunan laut tersebut.
Perancangan bangunan laut meliputi :
a.    Geometri
b.   Tata letak
c.    Bahan yang digunakan dan bahan yang baik untuk lingkungan
d.   Ukuran bangunan yang layak untuk digunakan
e.    Penentuan harga
f.    Mendefinisikan tujuan operasi, meliputi :
  Nilai ekonomis struktur
-    Productibility (kemudahan dalam membangun, merehabilitasi dll)
-    Inspectability ( kemudahan dalam melakukan pemeriksaan)
-    Maintibility (kemudahan dalam perawatan)
-    Cost weight (berat struktur untuk biaya pengadaan dan mobilisasi
  Fungsional suatu bangunan
  Habitatility atau nilai mutu struktur
  Realibility atau nilai keandalan struktur
  Availability atau nilai proposional struktur secara keseluruhan umur bangunan laut
  Safety atau nilai keamanan dan keselamatan ketika pelaksanaan dan pemeliharaan
  Demage tolerance atau kemampuan struktur bangunan laut untuk tahan lama pada keseluruhan umur bangunan laut



#www.untan.ac.id


#BuRiyanny Pratiwi, ST, MT