Sabtu, 14 April 2018

TUGAS KELOMPOK

TUGAS TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
"Pelayanan Peralatan Proyek Konstruksi"


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebelum suatu proyek akan dimulai, penyedia jasa atau kontraktor akan memilih dan menentukan alat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan atau evaluasi pengadaan peralatan dilakukan pada tahap perencanaan. Tidak semua alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, oleh karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangat diperlukan agar proyek berjalan dengan lancar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengangkat “Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi” sebagai judul makalah yang akan penulis bahas.

B.     Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut rumusan masalahnya adalah
·         Bagaimana memilih alat-alat konstruksi?
·         Bagaimana operasi alat konstruksi?
·         Bagaimana pemeliharaan alat konstruksi?
·         Bagaimana organisasi pengelolaan?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah  yang penulis buat, tujuan makalah ini adalah:Ø  Mengetahui tahapan dalam memilih alat-alat konstruksi
Ø  Mengetahui operasi alat konstruksi
Ø  Mengetahui pemeliharaan alat konstruksi
Ø  Mengetahui organisasi pengelolaan
Ø  Mengetahui perencanaan peralatan proyek konstruksi

D.    Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, penulis sangat berharap dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca dan masyarakat luas.Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1.Bagi penulis
a)      Melengkapi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi Bangunan Laut
b)      Mengetahui Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi
2.Bagi pembaca dan masyarakat luas
Menambah wawasan dan memberikan informasi mengenai Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi.
E.Metode pengumpulan data
            Untuk mengetahui Perencanaan Peralatan Proyek Konstruksi,  maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
·         Metode Literatur atau Kepustakaan
Pada metode Literatur atau kepustakaan ini penulis berusaha mendapatkan data dari jurnal-jurnal yang ada, dan dengan browsing lewat internet.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Memilih alat-alat konstruksi
Langka pertama dalam program tersebut adalah memilih jenis atau tipe, dan kapasitas
alat alat konstruksi yang bersangkutan. Faktor-faktor yang perlu dikaji adalah:
Ø  Spesifikasi Alat Konstruksi
Bila keperluannya telah dapat diidentifikasi dengan jelas, maka kemudian ditentukan spesifikasi alat-alat konstruksi yang bersangkutan. Spesifikasi harus mempertimbangkan kondisi lapangan, jenis, dan volume pekerjaan, sebagai berikut.
•Keadaan tanah di lokasi, lunak atau banyak berkarang.
•Keadaan iklim, kering, hujan, atau salju.
•Topografi, tanah datar, rata, miring, atau berbukit, dan lain-lain.
•Jenis kegiatan (pengerjaan tanah, saluran pengangkatan, mengangkut, pengerukan, dan lain-lain).
•Jumlah atau volume, berat material, dan peralatan yang perlu diangkut ataudiangkat (lifting/rigging).
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya berbagai sarana tambahan atau terkait (feature and attachment), yang memungkinkan memperluas aplikasi dan meningkatkan produktivitas, keamanan, dan kenyamanan operasi.

Ø  Produktivitas
 Alat konstruksi Seleksi alat-alat konstruksi harus memperhitungkan produktivitas yang dinyatakan dalam satuan tertentu, misalnya beberapa unit tanah atau material dapat diangkut per satuan waktu, satuan berat struktur besi atau baja yang didirikan, atau meter kubik adukan beton terangkut per satuan waktu.

Ø  Pengeluaran Total Biaya Alat Konstruksi
Pengeluaran biaya amat menentukan dalam pemilihan alat-alat konstruksi, yang terdiri dari biaya pembelian (investasi), biaya operasi dan pemeliharaan. 

Jadi, harus bisa dibedakan antara biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan. Bila
biaya investasi sudah ditentukan sejak awal maka biaya operasi dan pemeliharaan
tergantung kepada kecakapan pengelolaannya.
Ø  Umur Peralatan dan penjualan Kembali
Umur peralatan adalah perkiraan berapa lama peralatan masih dapat bekerja produktif. Selain umur peralatan, harga penjualan kembali (resala value) juga harus mendapatkan perhatian yang seksama. Informasi mengenai faktor-faktor di atas, dapat diperoleh dari data buku katalog atau keterangan dari penjual yang bersangkutan, berdasarkan pengalaman pemakai alat-alat sejenis.

B.     Operasi alat konstruksi
Dalam kegiatan operasi, penggunaan alat-alat konstruksi harus diusahakan seoptimal
mungkin dengan mengusahakan waktu mengangguran (idle) sekecil-kecilnya. Untuk
maksut tersebut, harus disusun jadwal pemakaian bagi masing-masing unit.
Di samping itu, para operator harus terlatih dalam menangani dan mengenal keterbatasan
dan kemampuan alat-alat konstruksi tersebut. Disiplin operasi harus betul-betul
ditegakan, agar tidak terjadi penggunaan peralatan tertentu untuk tugas yang berada
diluar desain atau kemampuannya, disamping menyebabkan kerusakan, juga
membahayakan keselamatan, misalnya untuk alat angkat seperti crane.
Pada saat ini, di pasaran tersedia berbagai macam alat-alat konstruksi yang
dirancang khusus untuk tugas-tugas tertentu, dengan kapasitas yang bervariasi, sehingga
pemakaian peralatan tersebut harus disesuaikan dan bukan dipaksakan.
C.    Pemeliharaan Alat Konstruksi
Kinerja serta umur produktivitas alat-alat konstruksi amat tergantung dari pemeliharaan. Apabila pada saat ini, dengan bertambah besarnya kapasitas dan kompleksitas peralatan. Bila sustu alat dengan kapasitas besar dalam sehari saja tidak beroperasi, maka akan menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap kemajuan proyek dan kelangsungan pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Semakin canggih peralatan akan semakin kompleks strukturnya, dan semakin banyak halhal yang harus di perhatikan dalam ranggka menjaga kinerja dan produktivitas. Pemeliharaan dapat terlaksana dengan baik bila orgnisasi yang bertanggung jawab sepenuhnya atas masalah tersebut, termasuk dalam memilih personil, menyusun kebijakan dan prosedur, mendirikan bengkel perawatan, penyusun jadwal pemeliharaan, dan yang tidak kalah pentinggnya adalah membuat system pencatatan operasi dan pemeliharaan yang lengkap dan periodiku. Dalam menyusun program pemeliharaan, sebaiknya menghubungi pihak penjual atau manufaktur, karena mereka adalah sumber informasi yang kompeten.
Ø  Pemeliharaan Prevantif
Dahulu pemeliharaan di pusatkan kepada perbaikan bila terjadi kerusakan. Sekarang hal tersebut di anggap tidak efektif untuk menjaga produktivitas dan kinerja peralatan.
Pendekatan sekarang adalah dengan mengusahakan peralatan selalu dalam kondisi prima dan siap pakai, yaitu yang dilakukan dengan mengadakan pemeliharaan preventif, yang terdiri dari mencari dan membetulkan kerusakan-kerusakan kecil sebelum menjadi terlalu besar, seperti mengecek bearing sebelum longgar, memeriksa radiator akan kemungkinan bocor, dan membuat mesin menjadi panas. Umumnya dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan berkala harian atau selang tiga hari. Pemeliharaan ini bertujuan untuk mencari tanda-tanda kemungkinan terjadinya sumber kerusakan, dan membetulkannya dengan segera. Bila dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa perbaikan besar perlu dilakukan, segera disusun jadwal untuk peralatan pengganti dan waktu pelaksanaan perbaikannya.
Ø  Jasa penjual
Agen penjual (dealer) yang bonafide umumnya melengkapi diri dengan tenaga mekanik yang terlatih, peralatan yang cukup, dan fasilitas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan, serta masa jaminan. Penjual umumnya memiliki instrument lengkap untuk memeriksa kondisi peralatan dan membandingkannya dengan criteria atau standar yang ditentukan oleh pabrik peralatan. Oleh karena itu, sebelum menentukan membangun atau tidaknya fasilitas pemeliharaan sendiri, kontraktor atau pemilik proyek hendaknya mensurvei dan mengkaji total biaya dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, seperti merekrut dan mengkaji tenaga mekanik, membangun bengkel, persediaan suku cadang, overhead, dan masa perbaikan yang mungkin lebih lama dibanding bila dilakukan oleh bengkel penjual.

Ø  Persediaan Suku Cadang
Guna mencegah berhentihnya operasi alat-alat konstruksi berkepanjangan, diperlukan persediaan (inventory) suku cadang. Jenis dan volumenya amat dipengaruhi oleh letak lokasi proyek. Di daerah terpencil yang jauh dari agen penjual dan bengkel, maka pertama-tama kontraktor hendaknya mengadakan kontak dengannya untuk mengetahui sejauh mana jasa dan fasilitas yang tersedia. Bila memungkinkan, kontraktor hanya perlu menjaga persediaan suku cadang bagi perbaikan sehari-hari, dan bagian-bagian yang sudah diperkirakan akan dipakai dalam waktu dekat.

D.    Organisasi pengelolaan
Untuk proyek E-MK non-industri, terutama yang memiliki lingkup kerja mempersiapkan
lahan cukup besar, seperti proyek membuat landasan pacu pesawat, proyek jalan raya,
atau real estate, maka komponen biaya yang berkaitan dengan peralatan berat atau
konstruksi dapat mencapai 25-35 persen dari total biaya proyek. Oleh karena itu, agar
pengelolaannya dapat berjalan efektif dan efisien, dibentuk bagian yang khusus
bertanggung jawab atas atas operasi dan pemeliharaan. Masing-masing tugas dan
tanggung jawab subbagian operasi dan pemeliharaan telah disinggung di atas.
Ada pun tugas-tugas subbagian administrasi dan perencanaan meliputi identifikasi
peralatan, menyusun jadwal operasi, jadwal pemeliharaan, catatan-catatan pemeliharaan
dan perbaikan, serta persediaan suku cadang. Seiring dengan itu, bagian dari administrasi
harus selalu mengikuti kemajuan teknologi alat-alat konstruksi. Untuk masing-masing
peralatan konstruksi, catatan yang dipersiapkan antara lain meliputi:
• Lama pakai atau bekerja per hari, perminggu dan per bulan:
• Siap pakai (stand by);
• Menganggur, karena menungu perbaikan atau perencanaan yang kurang tepat;
• Perbaikan, lama dan macamnya;
• Persentase utilisasi;
• Jam-orang untuk pemeliharaan dan perbaikan;
• Biaya suku cadang;

Dengan tersedianya catatan-catatan diatas, maka dapat dianalisis biaya operasi dan
pemeliharaan, berikut tindakan-tindakan yang harus diambil, baik mengenai perencanaan
pemeliharaan ataupun penggantian.




BAB III
KESIMPULAN
A.KESIMPULAN
1.      Evektivitas dan efisiensi penggunaan peralatan konstruksi terletak kepada programpengelolaan dan tingkat disiplin dalam melaksanakan program tersebut. 
2.      Program tersebut meliputi seleksi pengadaan, operasi dan pemeliharaan, keputusan membeli atau menyewa, dan standardisasi.

#BuRiyannyPratiwi,ST,MT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar